Author: Ri.RIN (R.R)
Cast:
- Manami Oku
- Morimoto Ryutaro
- Chinen Yuri
- Watanabe Mayu
- Others... (coming soon~)
Genre: Friendship, Sad, comedy, others~ (?)
By Author: Kali ini saatnya menghidangkan FF pada readers sekalian~ ^^ Pairing nya
Ryutaro sama Oku~ Dan ini FF jepang pertama aku, jadi gomen kalau ada yang
ngga jelas dan kurang menarik~ --V
Demoo... aku buat FF ini dengan ikhlas dan tulus soalnya
cast disini Ryu sama Macchan, pairing yang aku suka dari Hey! Say! JUMP dan
AKB48 :D #walau Manami Oku sudah tidak di AKB lagi, dan Ryu sedang di skors~ T^T
Tapi tetep baca dan tinggalkan komentar~ :D
Arigatou ne~
Sip, let’s read... :D
Oh iya.. ini yang jadi Authornya si "Admin" baru looh XD #abaikan--- Author POV
Gadis itu berjalan lunglai di lorong kelas, tak peduli berapa banyak orang yang mengatakan “ohayou” padanya, ia tetap berjalan lurus menuju kelas. Pagi ini muka imutnya seperti tidak ingin muncul, lebih memilih mengalah dan digantikan dengan muka lusuh yang kurang tidur.
“Mana-chaaan..!”teriak seorang laki-laki bertubuh mungil
dan berwajah imut sambil berlari ke arahnya, dan tidak seperti orang lain yang
menyapanya, lali-laki itu membuat ia mengangkat wajah.Tapi tetep baca dan tinggalkan komentar~ :D
Arigatou ne~
Sip, let’s read... :D
Oh iya.. ini yang jadi Authornya si "Admin" baru looh XD #abaikan--- Author POV
Gadis itu berjalan lunglai di lorong kelas, tak peduli berapa banyak orang yang mengatakan “ohayou” padanya, ia tetap berjalan lurus menuju kelas. Pagi ini muka imutnya seperti tidak ingin muncul, lebih memilih mengalah dan digantikan dengan muka lusuh yang kurang tidur.
“Nani(Apa)? Ini masih pagi Chii-san...,
aku ngantuk..” gadis bernama Manami Oku, atau sering dipanggil Mana-chan itu
langsung melengos dari pandangan Chii dan masuk ke dalam kelas.
“Chotto matteo (tunggu dulu)!” Chii
dengan sigap langsung menarik tangan Oku dan membuatnya keluar kelas.
“Nani atta no (ada apa sih)?? Kau sangat
mengganggu pagi ini...”
“Di kelas! Di
kelas!” Chii menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah belakang.
“Kelas?
Kelasmu? Ada apa?”tanya Oku sambil mengucek-ngucek matanya.
“Sudah, ikut
dan lihat saja nanti!”
Chii menarik
paksa tangan Oku dan berjalan cepat ke arah kelasnya, kelas 2-1. Dan masih
dengan muka ngantuknya, Oku berjalan sambil memejamkan mata, tak heran kalau ia
menabrak beberapa orang dalam perjalanan (?).
“Sampai!”
teriak Chii sambil menoleh ke arah Oku yang tersandar di bahunya.., sedang
tertidur!
“Are (eh)?? Mana-chan! Kenapa malah
tidur? Bangun~~!!”
Berkali-kali
Chii berteriak, namun tak ada respon sama sekali dari Oku. Hampir saja ia
menyerah, tapi bukan Chii namanya kalau ngga punya ide lain..
“Ya sudah,
kalau kau tidak mau lihat Ryoo-chan...”ucap Chii sambil berjalan dengan senyum liciknya.
“Eh?? Nani?? Ryo-kun?? Dimana??” Oku dengan
sigap langsung berdiri dan celingak-celingukan ngga jelas.
“Di mana
yaa...” goda Chii.
“Chii... mana
Ryo-kun?”
“Mau tahu??”
“Hai (iya)! ”
“Dia... di
jalan menuju sekolah ini! Hahaha...” Oku hanya diam mendengar jawabannya,
lalu... pletak!
“Aaahh..!! ittaaaaaiii (sakit)!!!” Chii memegangi
kepalanya yang menjadi tempat mendarat tangan Oku dengan sukses.
“Huh! Makanya
jangan bohong! Lagian ngapain sih narik-narik aku ke kelas kamu, Chii?!”
“Aauuh... mau nunjukin
sesuatu tau! Liat tuh ke dalam kelas!” jawab Chii yang masih memegangi
kepalanya.
“Ng? Nani (apa)?” Oku melihat ke dalam kelas
Chii yang ternyata di penuhi oleh banyak orang, ia pun tertarik untuk melihat
lebih lanjut. “Sumi-masen..(permisi)”ucap Oku sambil menerobos kerumunan itu.
"Mayu-chan, no koto daisuki desu (aku menyukaimu)..”
kata itulah yang terdengar oleh Oku saat keluar dari kerumunan. Keito menembak
Mayu!
Oku POV
“Mayuyu~! Matte~
(tunggu)!” aku berteriak sambil mengejar Mayu yang baru saja keluar kelas.
“Ng? Nani (apa)?” ia berhenti dan menengok ke
arahku.
“Nande, nande, nande, nandee
(kenapa)??!!” tanyaku penasaran.
“Ehh?? Apa
maksudmu??”
“Itu.. kenapa
menolak Keito-san ?! Dia kan kereeen!”
“Ia bukan
tipeku” jawabnya santai.
“Hei,hei.. Jadi tipemu seperti apa, Mayuyu?” ucapku dalam hati.
“Kalau
pilih-pilih begitu, nanti ngga bakalan punya pacar selamanya loh!” aku
menengok, itu Chii! Sejak kapan ia ada disini?
“Daripada kau,
orang-orang bilang daripada kau dijadikan pacar lebih pantas dijadikan binatang
peliharan, MUNGIL!” Aduh, mulai deh mereka berdua!
“NANII??!!! Kau!!! Bagaimnana pun juga
aku masih lebih tinggi darimu!!” protes Chii tak mau kalah.
“Mmm.. kau
benar juga Chii, kau lebih tinggi 2 cm dariku ya?? Aduuh.., mungil banget deh!”
timpal Mayuyu.
“Kauuu!!!!”
Chii semakin panas. Kalau sudah begini aku harus ambil tindakan!
“CHOTTOO (sebentar)!! URUSAI YO (berisik tahu)!! Bisa ngga sih
kalian sehari ngga berantem??! Malu diliatin orang lain! Jangan-jangan...”
ucapku terpotong.
“Jangan-jangan
apa??” tanya Mayuyu dan Chii berbarengan. Aku pun tersenyum jahil dan sambil
berlari menjauhi mereka, aku mengatakan, “Jangan-jangan kalian saling suka
yaa?? Hahaha~”
“EH??!! IIE!!!! CHOTOO MATTE MANA-CHAN!! JANGAN LARI!!!”mereka berteriak
berbarengan lagi, wah kompaknya! :D
***
Jam pulang sekolah..
Aaahh...
akhirnya selesai juga pelajaran hari ini. Ng?
“Doushitte Mana-chan? Kok lihat ke arah
langit?”tanya Mayuyu mengagetkanku.
“Ah? Iie..” aku menggeleng dengan cepat.
“Hey, kau
masih apa yang kau katakan tadi pas istirahat??” Wah! Yabai (gawat)!
“A..ano (mmm).. itu..Ah! Mayuyu..., aku
pulang duluan ya! Jaa ne (bye)~ ”
“Chotto!!”teriak Mayuyu yang terdengar
sampai keluar kelas. Untung aja Mayuyu ngga ngejar!
Eh iya, kalau
dipikir-pikir kenapa aku pulang duluan ya?Adduuuh.. pasti dirumah ngga ada orang!
Kalau kayak gini mending tadi ke kelas Chii dulu... Are (loh)? Chotto...
kalau aku ke kelasnya, bukannya sama saja dengan Mayuyu? Aaahh.. baka (bodoh)!! Jadi sekarang apa yang
harus aku lakukan??
Aitakatta.. Aitakatta... YES!!
Ah! Handphoneku
berdering! Aku melihat ke layarnya, dari Okaasan
(Ibu)!
“Moshi-moshi
okaasan, doushitte?”aku
mengangkatnya.
“Oku.. okaasan
sedang pergi, kunci rumah ada di bawah pot ya.. Makanan juga sudah disiapkan di
meja makan.. Oh iya, otousan (ayah) juga pulang agak larut, jadi hati-hati
dirumah ya... ” jawab okaa-san .
“Hai,
kaa-san... Okaasan juga hati-hati ya..” “Hai..” jawab okaasan sebelum akhirnya menutup telepon. Huaah~ hari ini sendirian deh di rumah.. Tuh kan, mendingan tadi di sekolah dulu.. Ah, ya sudah deh! Setidaknya di rumah ada makanan.
Aku, okaasan,
dan otousan hanya tinggal bertiga dirumah. Otousan kadang pulang hingga larut
malam, katanya sibuk karena perusahaannya diambang kebangkrutan, tapi
sepertinya sekarang sudah tidak lagi. Sedangkan okaasan, sebenarnya ia hanya
ibu rumah tangga biasa, tapi sepertinya ia akan melanjutkan pekerjaannya yang dulu
tertunda, menjadi arsitek. Yah, orangtuaku intinya menjadi semakin sibuk, atau
lebih tepatnya sok sibuk. Kenapa? Karena sebenarnya aku punya saudara kembar,
namanya Manami Yumi. Dia dan aku berbeda 3 menit saat dilahirkan, dan akulah
yang lahir lebih dulu. Kami sangat mirip, sama sekali tak ada perbedaan,
sekalipun itu hal kecil, aku belum pernah menemukan perbedaan antara aku dan
Yumi selama 14 tahun hidup bersamanya. Hai,
dua tahun lalu ia meninggal terbunuh.
Seorang senpai (kaka kelas) yang ditolak
olehnya, meneror ia terus hingga 5 bulan.., sampai akhirnya Yumi mati tertusuk
saat pulang dari toko buku. Tragis. Aku tak tahu jelas seperti apa kondisi
tubuhnya yang tertusuk itu, okaasan dan otousan melarangku melihatnya. Dan
setelah kejadian itu.., orangtuaku jadi sering keluar rumah, terlebih okaasan. Nande? Karena saat melihatku, seakan
mereka melihat Yumi. Aku tahu itu, karena okaasan pernah tak sengaja
memanggilku “Yumi”.
Author POV
Oku terus
berjalan ke arah rumahnya dengan pikiran kosong dan terus menatap ke bawah.
Hari belum terlalu siang, tapi cuaca hari itu cukup panas. Tiba-tiba saja
setetes air membasahi jalanan yang kering itu. Bukan, itu bukan hujan. Air itu
berasal dari mata Oku, ia menangis. “Okaasan.., otousan... aku bukan Yumi...”
ucapnya lirih. Tak berapa lama kemudian ia mengangkat wajahnya, lalu mengahapus
jejak air mata dipipinya. Sebentar lagi ia sampai di rumah, tapi ia memutuskan
untuk duduk sebentar di taman yang tepat berada di sampingnya.
Sepi. Tidak
ada siapa pun di taman itu selain Oku. Matanya menyapu ke seluruh sudut taman
mencari tempat dimana ia akan duduk. Dan akhirnya ia memilih duduk di sebuah
ayunan yang berada persis sampingnya. Setelah kepergian Yumi, Oku jadi sering
mampir ke taman ini sebelum pulang ke rumahnya, hanya sekedar untuk duduk atau
melamun memandangi langit dan jalanan. Sepertinya kali ini pun begitu. Setelah
duduk di ayunan tersebut, ia melenguh dan mengingat semua kejadian yang telah
terjadi pada dirinya dan keluarganya. Kejadian ketika Yumi meninggal, ketika
orangtuanya jadi sering keluar rumah, ketika ditinggal sahabat kecilnya. Matte. Sahabat kecil? Apakah kalian
tahu? Ia memliki seorang teman yang sangat akrab dengannya dan Yumi, tapi tepat
setelah berita meninggalnya Yumi, ‘teman’ itu menghilang pergi entah kemana. “Baka..”ucap Oku saat memikirkan kembali
temannya itu yang lebih terdengar seperti sebuah bisikan kecil. “Baka!!” kali ini ia berteriak. “Kenapa
kau pergi saat Yumi juga pergi?! Ryu~!!” ia kembali menangis. Isakan tangisnya
semakin lama semakin keras, ia pikir tidak apa-apa menangis di taman sendirian,
karena tidak akan ada yang melihatnya...
Salah. Seseorang sedang memperhatikanmya di
balik pohon, tepat dibelakangnya.
Srak! Terdengar
sebuah suara dari belakang Oku, seperti suara daun. Dan ternyata Oku mendengar
itu, ia segera menengok, “Dare (siapa)?”
ucapnya. Hening. “Siapa disana?”ulangnya, namun tetap tidak ada jawaban. Ia
mulai merasa takut sekarang, dan memilih pergi dari taman itu secepatnya. Rasa
takutnya tidak berhenti sampai ia meninggalkan taman saja, karena untuk sampai
dirumah ia harus melewati jalanan yang sempit dan jarang dilewati orang. Dan di
jalan itu pula, Yumi terbunuh.
Oku berjalan
dengan penuh rasa takut, sesekali ia menengok ke belakang memastikan apakah ada
orang atau tidak. Satu kali menengok, tidak ada siapa-siapa. Dua kali, tidak
ada siapa-siapa. Tiga kali, ada seseorang mencurigakan dibelakangnya. Nani?! Seseorang mencurigakan? Bagaimana
tidak? Orang itu menggunakan kacamata, topi dan jaket hitam di hari yang panas
ini. Menyadarinya, Oku berlari dengan sekuat tenaga. Tapi terlambat, orang itu
berhasil menangkap Oku. Seperdetik kemudian ia berteriak, “TASUKETEE!!!TASUKETEE!!!! (tolooong)”. Orang itu segera membekap mulut Oku, ia
menyeringai, “Manami-san.. percuma berteriak, disini tak ada siapa pun.. Hanya
ada kita..”ucapnya dengan suara yang agak serak. Oku semakin merinding,
mungkinkah akan terjadi hal yang sama seperti yang dialami Yumi pada dirinya? “Iie (tidak)! Aku tak boleh mati disini!”ucapnya
dalam hati. Ia semakin memberontak mencoba melepaskan diri, dan bingo! Ia
berhasil! Sebelum lari, ia menyempatkan untuk menendang perut orang tersebut,
dan berhasil membuat orang itu jatuh tersungkur.
Ia berlari
terus tanpa menoleh kebelakang, rumahnya hanya tinggal beberapa meter lagi. Itu
dia! Itu rumahnya! Ia segera masuk, dan dengan kecepatan penuh ia mengambil
kunci di bawah pot dan segera membuka pintu, lalu menutupnya setelah ia masuk,
tak lupa ia menguncinya kembali. Jantungnya masih berdegup kencang, dan dengan
kaki lemas ia berjalan menuju ruang tamu, kemudian merogoh tasnya dan mengambil
handphone. Ia harus menelpon seseorang, takut orang tadi mencoba menerobos
masuk ke dalam rumahnya. Tapi tangannya gemetaran, dan lagi tba-tiba ia jadi
buta terhadap handphone nya, tak tahu apa yang harus dilakukannya ketika akan
menelepon seseorang. Ia terlalu takut. Dan lagi ketakutannya semakin menjadi
ketika terdengar suara pintu rumahnya terbuka, “Da-dare??”tanyanya dalam hati, ia tak berani mengeluarkan suara
sedikit pun. Matanya terbelalak kaget ketika melihat siapa yang masuk.
Laki-laki tadi, orang yang mengejarnya telah masuk ke dalam rumahnya. “Ba-bagaimana bi-bisa???”tanyanya dalam
hati. Laki-laki itu tak berbicara sedikit pun, ia hanya memandangi Oku yang
sedang ketakutan, kemudian ia tersenyum. Perlahan-lahan ia mendekati Oku,
sedangkan Oku terus mundur menjauhinya sejauh mungkin. Kini Oku telah berada
dipojok ruangan, ia tak bisa mundur atau bahkan berlari lagi, ia terjebak. Tapi
ia tak ingin mati begitu saja, dan akhirnya tanpa pikir panjang ia melemparkan
vas bunga yang berada di sampingnya ke arah laki-laki itu. Tapi meleset. Belum
menyerah, ia masih melemparkan barang-barang disekitarnya pada orang itu,
seperti majalah, koran, kertas-kertas, pajangan dan lain-lain. Oku berharap
dengan ini pandangan orang itu akan teralihkan dan dia bisa kabur. Salah.
Bukannya kesakitan atau apa, tapi orang itu kini berlari ke arah Oku. Semakin
dekat... semakin dekat..., hingga akhirnya ia berhasil memegang pundak Oku
dengan kuat....
To Be Continued~gimana, gimana?? :D semoga minna suka~ ^^ part 2 akan segera muncul.., jadi nantiin yya~ :D #readers: siapa juga yang mau nantiin--" LOL
NO BASH! :)
Keren FFnya Rin-chan :D
BalasHapuslanjutannya saya tunggu~~ :D
hontou?? :D
BalasHapusarigatou Na-chan ^^
hai~ pokonya ntar aku post ko :D
itu siapa yg dateng???
BalasHapuskeitonya kesian ditolak :(
sini sama aku aja XD