Minggu, 17 Juni 2012

FanFiction: Tadaima (Part 1)



“TADAIMA...”


Author: Ri.RIN (R.R)
Cast:

-      Manami Oku

-      Morimoto Ryutaro

-      Chinen Yuri

-      Watanabe Mayu

-      Others... (coming soon~)
Genre: Friendship, Sad, comedy, others~ (?)

By Author: Kali ini saatnya menghidangkan FF pada readers sekalian~ ^^ Pairing nya Ryutaro sama Oku~ Dan ini FF jepang pertama aku, jadi gomen kalau ada yang ngga jelas dan kurang menarik~ --V
Demoo... aku buat FF ini dengan ikhlas dan tulus soalnya cast disini Ryu sama Macchan, pairing yang aku suka dari Hey! Say! JUMP dan AKB48 :D #walau Manami Oku sudah tidak di AKB lagi, dan Ryu sedang di skors~ T^T
Tapi tetep baca dan tinggalkan komentar~ :D

Arigatou ne~
Sip, let’s read... :D
Oh iya.. ini yang jadi Authornya si "Admin" baru looh XD #abaikan
--- Author POV
Gadis itu berjalan lunglai di lorong kelas, tak peduli berapa banyak orang yang mengatakan “ohayou” padanya, ia tetap berjalan lurus menuju kelas. Pagi ini muka imutnya seperti tidak ingin muncul, lebih memilih mengalah dan digantikan dengan muka lusuh yang kurang tidur.
“Mana-chaaan..!”teriak seorang laki-laki bertubuh mungil dan berwajah imut sambil berlari ke arahnya, dan tidak seperti orang lain yang menyapanya, lali-laki itu membuat ia mengangkat wajah.

Nani(Apa)? Ini masih pagi Chii-san..., aku ngantuk..” gadis bernama Manami Oku, atau sering dipanggil Mana-chan itu langsung melengos dari pandangan Chii dan masuk ke dalam kelas.
Chotto matteo (tunggu dulu)!” Chii dengan sigap langsung menarik tangan Oku dan membuatnya keluar kelas.

Nani atta no (ada apa sih)?? Kau sangat mengganggu pagi ini...”
“Di kelas! Di kelas!” Chii menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah belakang.

“Kelas? Kelasmu? Ada apa?”tanya Oku sambil mengucek-ngucek matanya.
“Sudah, ikut dan lihat saja nanti!”

Chii menarik paksa tangan Oku dan berjalan cepat ke arah kelasnya, kelas 2-1. Dan masih dengan muka ngantuknya, Oku berjalan sambil memejamkan mata, tak heran kalau ia menabrak beberapa orang dalam perjalanan (?).
“Sampai!” teriak Chii sambil menoleh ke arah Oku yang tersandar di bahunya.., sedang tertidur!

Are (eh)?? Mana-chan! Kenapa malah tidur? Bangun~~!!”
Berkali-kali Chii berteriak, namun tak ada respon sama sekali dari Oku. Hampir saja ia menyerah, tapi bukan Chii namanya kalau ngga punya ide lain..

“Ya sudah, kalau kau tidak mau lihat Ryoo-chan...”ucap Chii sambil berjalan dengan senyum liciknya.
“Eh?? Nani?? Ryo-kun?? Dimana??” Oku dengan sigap langsung berdiri dan celingak-celingukan ngga jelas.

“Di mana yaa...” goda Chii.
“Chii... mana Ryo-kun?”

“Mau tahu??”
Hai (iya)!

“Dia... di jalan menuju sekolah ini! Hahaha...” Oku hanya diam mendengar jawabannya, lalu... pletak!
“Aaahh..!! ittaaaaaiii (sakit)!!!” Chii memegangi kepalanya yang menjadi tempat mendarat tangan Oku dengan sukses.

“Huh! Makanya jangan bohong! Lagian ngapain sih narik-narik aku ke kelas kamu, Chii?!”
“Aauuh... mau nunjukin sesuatu tau! Liat tuh ke dalam kelas!” jawab Chii yang masih memegangi kepalanya.

“Ng? Nani (apa)?” Oku melihat ke dalam kelas Chii yang ternyata di penuhi oleh banyak orang, ia pun tertarik untuk melihat lebih lanjut.  Sumi-masen..(permisi)”ucap Oku sambil menerobos kerumunan itu.  
"Mayu-chan, no koto daisuki desu (aku menyukaimu)..” kata itulah yang terdengar oleh Oku saat keluar dari kerumunan. Keito menembak Mayu!

Oku POV
“Mayuyu~!  Matte~ (tunggu)!” aku berteriak sambil mengejar Mayu yang baru saja keluar kelas.

“Ng? Nani (apa)?” ia berhenti dan menengok ke arahku.
Nande, nande, nande, nandee (kenapa)??!!” tanyaku penasaran.

“Ehh?? Apa maksudmu??”
“Itu.. kenapa menolak Keito-san ?! Dia kan kereeen!”

“Ia bukan tipeku” jawabnya santai.
“Hei,hei.. Jadi tipemu seperti apa, Mayuyu?” ucapku dalam hati.

“Kalau pilih-pilih begitu, nanti ngga bakalan punya pacar selamanya loh!” aku menengok, itu Chii! Sejak kapan ia ada disini?
“Daripada kau, orang-orang bilang daripada kau dijadikan pacar lebih pantas dijadikan binatang peliharan, MUNGIL!” Aduh, mulai deh mereka berdua!

NANII??!!! Kau!!! Bagaimnana pun juga aku masih lebih tinggi darimu!!” protes Chii tak mau kalah.
“Mmm.. kau benar juga Chii, kau lebih tinggi 2 cm dariku ya?? Aduuh.., mungil banget deh!” timpal Mayuyu.

“Kauuu!!!!” Chii semakin panas. Kalau sudah begini aku harus ambil tindakan!
CHOTTOO (sebentar)!! URUSAI YO (berisik tahu)!! Bisa ngga sih kalian sehari ngga berantem??! Malu diliatin orang lain! Jangan-jangan...” ucapku terpotong.

“Jangan-jangan apa??” tanya Mayuyu dan Chii berbarengan. Aku pun tersenyum jahil dan sambil berlari menjauhi mereka, aku mengatakan, “Jangan-jangan kalian saling suka yaa?? Hahaha~”
“EH??!! IIE!!!! CHOTOO MATTE MANA-CHAN!! JANGAN LARI!!!”mereka berteriak berbarengan lagi, wah kompaknya! :D

***
Jam pulang sekolah..

Aaahh... akhirnya selesai juga pelajaran hari ini. Ng?
Doushitte Mana-chan? Kok lihat ke arah langit?”tanya Mayuyu mengagetkanku.

“Ah? Iie..” aku menggeleng dengan cepat.
“Hey, kau masih apa yang kau katakan tadi pas istirahat??” Wah! Yabai (gawat)!

A..ano (mmm).. itu..Ah! Mayuyu..., aku pulang duluan ya! Jaa ne (bye)~ ”
Chotto!!”teriak Mayuyu yang terdengar sampai keluar kelas. Untung aja Mayuyu ngga ngejar!

Eh iya, kalau dipikir-pikir kenapa aku pulang duluan ya?Adduuuh.. pasti dirumah ngga ada orang! Kalau kayak gini mending tadi ke kelas Chii dulu... Are (loh)? Chotto... kalau aku ke kelasnya, bukannya sama saja dengan Mayuyu? Aaahh.. baka (bodoh)!! Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan??
Aitakatta.. Aitakatta... YES!!

Ah! Handphoneku berdering! Aku melihat ke layarnya, dari Okaasan (Ibu)!
“Moshi-moshi okaasan, doushitte?”aku mengangkatnya.

“Oku.. okaasan sedang pergi, kunci rumah ada di bawah pot ya.. Makanan juga sudah disiapkan di meja makan.. Oh iya, otousan (ayah) juga pulang agak larut, jadi hati-hati dirumah ya... ” jawab okaa-san .
 Hai, kaa-san... Okaasan juga hati-hati ya..”

“Hai..” jawab okaasan sebelum akhirnya menutup telepon. Huaah~ hari ini sendirian deh di rumah.. Tuh kan, mendingan tadi di sekolah dulu.. Ah, ya sudah deh! Setidaknya di rumah ada makanan.

Aku, okaasan, dan otousan hanya tinggal bertiga dirumah. Otousan kadang pulang hingga larut malam, katanya sibuk karena perusahaannya diambang kebangkrutan, tapi sepertinya sekarang sudah tidak lagi. Sedangkan okaasan, sebenarnya ia hanya ibu rumah tangga biasa, tapi sepertinya ia akan melanjutkan pekerjaannya yang dulu tertunda, menjadi arsitek. Yah, orangtuaku intinya menjadi semakin sibuk, atau lebih tepatnya sok sibuk. Kenapa? Karena sebenarnya aku punya saudara kembar, namanya Manami Yumi. Dia dan aku berbeda 3 menit saat dilahirkan, dan akulah yang lahir lebih dulu. Kami sangat mirip, sama sekali tak ada perbedaan, sekalipun itu hal kecil, aku belum pernah menemukan perbedaan antara aku dan Yumi selama 14 tahun hidup bersamanya. Hai, dua tahun lalu ia meninggal terbunuh.
Seorang senpai (kaka kelas) yang ditolak olehnya, meneror ia terus hingga 5 bulan.., sampai akhirnya Yumi mati tertusuk saat pulang dari toko buku. Tragis. Aku tak tahu jelas seperti apa kondisi tubuhnya yang tertusuk itu, okaasan dan otousan melarangku melihatnya. Dan setelah kejadian itu.., orangtuaku jadi sering keluar rumah, terlebih okaasan. Nande? Karena saat melihatku, seakan mereka melihat Yumi. Aku tahu itu, karena okaasan pernah tak sengaja memanggilku “Yumi”.

Author POV
Oku terus berjalan ke arah rumahnya dengan pikiran kosong dan terus menatap ke bawah. Hari belum terlalu siang, tapi cuaca hari itu cukup panas. Tiba-tiba saja setetes air membasahi jalanan yang kering itu. Bukan, itu bukan hujan. Air itu berasal dari mata Oku, ia menangis. “Okaasan.., otousan... aku bukan Yumi...” ucapnya lirih. Tak berapa lama kemudian ia mengangkat wajahnya, lalu mengahapus jejak air mata dipipinya. Sebentar lagi ia sampai di rumah, tapi ia memutuskan untuk duduk sebentar di taman yang tepat berada di sampingnya.

Sepi. Tidak ada siapa pun di taman itu selain Oku. Matanya menyapu ke seluruh sudut taman mencari tempat dimana ia akan duduk. Dan akhirnya ia memilih duduk di sebuah ayunan yang berada persis sampingnya. Setelah kepergian Yumi, Oku jadi sering mampir ke taman ini sebelum pulang ke rumahnya, hanya sekedar untuk duduk atau melamun memandangi langit dan jalanan. Sepertinya kali ini pun begitu. Setelah duduk di ayunan tersebut, ia melenguh dan mengingat semua kejadian yang telah terjadi pada dirinya dan keluarganya. Kejadian ketika Yumi meninggal, ketika orangtuanya jadi sering keluar rumah, ketika ditinggal sahabat kecilnya. Matte. Sahabat kecil? Apakah kalian tahu? Ia memliki seorang teman yang sangat akrab dengannya dan Yumi, tapi tepat setelah berita meninggalnya Yumi, ‘teman’ itu menghilang pergi entah kemana. “Baka..”ucap Oku saat memikirkan kembali temannya itu yang lebih terdengar seperti sebuah bisikan kecil. “Baka!!” kali ini ia berteriak. “Kenapa kau pergi saat Yumi juga pergi?! Ryu~!!” ia kembali menangis. Isakan tangisnya semakin lama semakin keras, ia pikir tidak apa-apa menangis di taman sendirian, karena tidak akan ada yang melihatnya...
 Salah. Seseorang sedang memperhatikanmya di balik pohon, tepat dibelakangnya.

Srak! Terdengar sebuah suara dari belakang Oku, seperti suara daun. Dan ternyata Oku mendengar itu, ia segera menengok, “Dare (siapa)?” ucapnya. Hening. “Siapa disana?”ulangnya, namun tetap tidak ada jawaban. Ia mulai merasa takut sekarang, dan memilih pergi dari taman itu secepatnya. Rasa takutnya tidak berhenti sampai ia meninggalkan taman saja, karena untuk sampai dirumah ia harus melewati jalanan yang sempit dan jarang dilewati orang. Dan di jalan itu pula, Yumi terbunuh.
Oku berjalan dengan penuh rasa takut, sesekali ia menengok ke belakang memastikan apakah ada orang atau tidak. Satu kali menengok, tidak ada siapa-siapa. Dua kali, tidak ada siapa-siapa. Tiga kali, ada seseorang mencurigakan dibelakangnya. Nani?! Seseorang mencurigakan? Bagaimana tidak? Orang itu menggunakan kacamata, topi dan jaket hitam di hari yang panas ini. Menyadarinya, Oku berlari dengan sekuat tenaga. Tapi terlambat, orang itu berhasil menangkap Oku. Seperdetik kemudian ia berteriak, “TASUKETEE!!!TASUKETEE!!!! (tolooong)”. Orang itu segera membekap mulut Oku, ia menyeringai, “Manami-san.. percuma berteriak, disini tak ada siapa pun.. Hanya ada kita..”ucapnya dengan suara yang agak serak. Oku semakin merinding, mungkinkah akan terjadi hal yang sama seperti yang dialami Yumi pada dirinya? “Iie (tidak)! Aku tak boleh mati disini!”ucapnya dalam hati. Ia semakin memberontak mencoba melepaskan diri, dan bingo! Ia berhasil! Sebelum lari, ia menyempatkan untuk menendang perut orang tersebut, dan berhasil membuat orang itu jatuh tersungkur.
Ia berlari terus tanpa menoleh kebelakang, rumahnya hanya tinggal beberapa meter lagi. Itu dia! Itu rumahnya! Ia segera masuk, dan dengan kecepatan penuh ia mengambil kunci di bawah pot dan segera membuka pintu, lalu menutupnya setelah ia masuk, tak lupa ia menguncinya kembali. Jantungnya masih berdegup kencang, dan dengan kaki lemas ia berjalan menuju ruang tamu, kemudian merogoh tasnya dan mengambil handphone. Ia harus menelpon seseorang, takut orang tadi mencoba menerobos masuk ke dalam rumahnya. Tapi tangannya gemetaran, dan lagi tba-tiba ia jadi buta terhadap handphone nya, tak tahu apa yang harus dilakukannya ketika akan menelepon seseorang. Ia terlalu takut. Dan lagi ketakutannya semakin menjadi ketika terdengar suara pintu rumahnya terbuka, “Da-dare??”tanyanya dalam hati, ia tak berani mengeluarkan suara sedikit pun. Matanya terbelalak kaget ketika melihat siapa yang masuk. Laki-laki tadi, orang yang mengejarnya telah masuk ke dalam rumahnya. “Ba-bagaimana bi-bisa???”tanyanya dalam hati. Laki-laki itu tak berbicara sedikit pun, ia hanya memandangi Oku yang sedang ketakutan, kemudian ia tersenyum. Perlahan-lahan ia mendekati Oku, sedangkan Oku terus mundur menjauhinya sejauh mungkin. Kini Oku telah berada dipojok ruangan, ia tak bisa mundur atau bahkan berlari lagi, ia terjebak. Tapi ia tak ingin mati begitu saja, dan akhirnya tanpa pikir panjang ia melemparkan vas bunga yang berada di sampingnya ke arah laki-laki itu. Tapi meleset. Belum menyerah, ia masih melemparkan barang-barang disekitarnya pada orang itu, seperti majalah, koran, kertas-kertas, pajangan dan lain-lain. Oku berharap dengan ini pandangan orang itu akan teralihkan dan dia bisa kabur. Salah. Bukannya kesakitan atau apa, tapi orang itu kini berlari ke arah Oku. Semakin dekat... semakin dekat..., hingga akhirnya ia berhasil memegang pundak Oku dengan kuat....
 To Be Continued~

gimana, gimana?? :D semoga minna suka~ ^^ part 2 akan segera muncul.., jadi nantiin yya~ :D #readers: siapa juga yang mau nantiin--" LOL
NO BASH! :)

3 komentar:

  1. Keren FFnya Rin-chan :D
    lanjutannya saya tunggu~~ :D

    BalasHapus
  2. hontou?? :D
    arigatou Na-chan ^^
    hai~ pokonya ntar aku post ko :D

    BalasHapus
  3. itu siapa yg dateng???
    keitonya kesian ditolak :(
    sini sama aku aja XD

    BalasHapus